Budaya dan The New Normal

By diLa - May 21, 2020

48 Jam menuju hari raya Idul Fitri. Menonton berita di televisi yang mengabarkan beberapa pusat keramaian yang berkaitan dengan perayaan hari raya. Ada pusat grosir yang ramai oleh manusia yang melakukan transaksi jual beli. Jika dilihat dari sisi ekonomi, transaksi jual beli sekarang memang dibutuhkan untuk memperoleh rupiah agar dapat terus melanjutkan hidup. Benar. Tetapi pemerintah telah berupaya memberikan syarat dalam pelaksanaannya. Win win solution agar kegiatan ekonomi tetap berjalan dan kesehatan tetap diperhatikan melalui pelaksanaan protokol yang benar.

Menurut KBBI, budaya adalah sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah. Adanya kebiasaan meriah yang serba baru di masyarakat untuk merayakan hari raya yang sudah melekat kuat dari dahulu. Tetapi kini, pada saat ini, kebiasaan itu perlu disesuaikan.

The New Normal
merupakan istilah yang digunakan sebagai perubahan budaya berupa penerapan pola hidup yang baru di tengah pandemi yang melanda seluruh penduduk dunia. Berbagai skenario dibuat agar kita dapat hidup berdampingan dengan virus ini sampai ditemukan penawarnya.

Tampaknya banyak orang yang belum paham cara memaknai perayaan di saat seperti ini. Budaya yang melekat dengan segala sesuatu yang baru, makanan dan minuman nikmat penggugah selera (dan penambah berat badan), serta esensi berkumpul dan tatap mata yang masih perlu disesuaikan. Mari kita memaknai kembali tujuan selebrasi hari raya Idul Fitri. Perayaan kemenangan iman dan ilmu atas nafsu di selama bulan Ramadhan. Sederhana dan mendalam.

Sebagai manusia yang berakal, kita hendaknya mampu berpikir untuk memutuskan apakah sesuatu yang serba baru itu masih diperlukan terlebih di saat pandemi seperti ini. Pergi berbelanja yang katanya untuk keperluan hari raya tanpa memikirkan kesehatan diri dan kondisi keuangan setelah hari raya. Memang terdengar kasar, tapi menahan diri dari keinginan untuk berbelanja dan pergi ke tempat ramai yang membahayakan kesehatan menurutku merupakan perayaan kemenenangan tambahan atas Ramadhan tahun ini. Dengan bonus perhitungan yang matang agar masih bisa tetap hidup di hari-hari selanjutnya.

Hari raya tahun 1441 H ini jelas berbeda, tak ada solat Ied berjamaan, tidak ada pulang kampung, dan tidak ada silaturahmi yang direkatkan dengan peluk dan cium tangan. Terasa berat, namun aku yakin bahwa Tuhan memiliki rencana baru yang sangat baik untuk kita semua selaku penduduk bumi untuk menjalankan kehidupan di masa datang. Mari bersama memahami bagaimana cara hidup di New Normal dengan bijak. Karena kehidupan adalah rangkaian kejadian peristiwa yang berkesinambungan dari waktu ke waktu.



...ada di pikiran Dila yang sedang duduk di depan jendela.


  • Share:

You Might Also Like

0 comments