Malam Minggu Di Balikpapan

By diLa - November 04, 2017

Sore ini akan terbang menuju Surabaya dari Balikpapan. Hari Sabtu yang mengesankan. Seperti biasanya masuk ke pesawat dan mempersiapkan segalanya.

Penumpang kali ini sedikit sekali. Tentu dibutuhkan waktu yang sangat singkat untuk proses boarding. Satu per satu penumpang datang, tempat penyimpanan bagasi di atas mulai ditutup dan proses penghitungan jumlah penumpang sudah bisa aku lakukan. Dari belakang ke depan sudah diperoleh jumlahnya, tapi informasi dari petugas darat masih ada penumpang yang belum masuk, rombongan keluarga katanya.


Yang ditunggu akhirnya datang, ada tiga belas orang beserta satu orang anak kecil dibawah usia dua tahun. Mereka duduk di bagian belakang. Ada kakek, nenek, ibu, bapak, paman, bibi, dan kerabat lainnya. Masuk ke pesawat seperti biasa satu per satu. Sampai terlihat oleh ku, adik kecil yang digendong ibunya dengan wajah bercak-bercak merah. Semua sudah duduk sesuai dengan nomor kursinya masing-masing, bahkan si adik kecil telah diberikan sabuk pengaman dan baju pelampung melalui orang tuanya oleh rekan kerja ku. 

Sebagai awak kabin, kita harus mengetahui benar kondisi penumpang yang onboard, terlebih jika tanda-tandanya dapat terlihat jelas. Sang ibu aku tanya perihal sakit apa dengan si adik kecil. Ibu mengatakan bahwa anaknya itu terkena cacar baru dua hari yang lalu di kota ini. Sontak aku sangat terkejut. Penumpang cacar jelas tidak diperbolehkan naik ke pesawat udara. Segera aku laporkan kepada awak kabin senior yang segera menginformasikan kepada petugas darat. Kenapa yang sakit bisa masuk ke dalam pesawat? Pertanyaan yang muncul kala itu. Petugas check-in mengatakan bahwa mereka sudah menanyakan apakah ada anggota keluarga yang sedang mengandung atau sakit. Nyatanya, yang melakukan check-in hanya satu orang dengan identitas keluarga lengkap tetapi tidak melaporkan keadaan si adik.

Si adik kecil diminta segera ke Klinik Kesehatan Bandara untuk memeriksakan keadaannya yang kemudian akan diberikan surat keterangan dari dokter yang bertugas apakah layak terbang atau tidak. Dokter menyatakan bahwa si adik tidak layak terbang. Tapi orang tua ngotot agar mereka dapat terbang. Keukeuh sekali. Penerbangan jadi tertunda cukup lama karena urusan surat dan ketidakmauan penumpang untuk turun dari pesawat. Lama, akhirnya penumpang keluarga tersebut turun dan pintu pesawat segera ditutup. Penerbangan segera dilakukan.

Pengalaman seru malam minggu kala itu di Balikpapan.

4-nov-17

  • Share:

You Might Also Like

2 comments