By Anonymous - April 24, 2015

kenapa ini?
ada apa ini?

aku kehilangan kendali terhadap diri ku sendiri,
tak kuasa menahan air mata yang memaksa keluar dan membasahi pipi,
menyakitkan hati.

aku tidak suka,
sungguh.


ditinggalkan itu sakit,
aku benci.
jahat memang jika aku bilang aku suka meninggalkan.
ya karena alasan itu,
aku tidak suka ditinggalkan.

mencoba menahan air mata?
itu sudah tentu.
tapi aku tak kuasa.

berkali-kali pintu itu menjadi saksi bisu,
saat kita melakukan salam,
pelukan haru perpisahan,
dan ketika kata-kata selamat tinggal diucapkan.

seketika menjadi hening,
kosong,
sunyi,
senyap.

tak ada lagi cerita manja,
tertawa bahagia,
makan satu meja,
bernyayi gembira,
diskusi dan belajar bersama.

tanpa mu,
suasana kini berbeda.
hampa.

sekarang kita berjalan dengan satu tujuan.
di jalan yang sama,
walau tidak bersama.

sampai berjumpa lagi,
di kesuksesan yang kini tengah kita tuju,
menggapai mimpi.

semoga tak akan terlupa,
kenangan yang dulu pernah ada.
tak sabar menantimu, kamu, dan kamu,
ingin segera bertemu di udara..

terima kasih,
untuk setiap detik bersama yang pernah ada.



ada orang bilang,

perpisahan itu tidak selamanya,
perpisahan bukan akhir dari segalanya.
aku merindukan mu,
sampai kita berjumpa lagi..



  • Share:

You Might Also Like

0 comments